Perahu 22
Perahu itu tak hendak pergi
Tak jua selamanya tertambat di sana
Ini baru yang ke 22
Masih banyak bekal yang harus di naikkan ke perahu itu
Sang Empunya juga belum mempercayakan kepada siapa perahu itu kan di bawa berlayar
Nantilah bila badai telah reda, bila angin bersahabat
Tak apa bila di perjalanan nanti kan ada topan
Karena perahu itu punya layar punya sabar
Di gores pada 7 September 08
Perahu 22
Labels: gurat-gores
NGASO
Labels: kocap kacarito
Ato karna emang lagi apes aja... (ato lupa ngomong Bismillah?)
Tikungan kedua.....
Lho2h.... ada yang nggak beres di depan
Nyalain lampu depan, klakson, sedikit minggir ke kiri
Lhah....kok tu motor ga minggir2 malah semakin ke tengah...
Semakin deket, semakin ke tengah
Dan akhirnya.....
Gubrak......!!!
Masyaallah...
Diem, tengok ke motor yang tadi nylonong....
Hmmmm, ga berhenti ternyata….
Sepi…
5 detik….
6 detik…
10 detik….
>(bapak2)Nggak pa-pa mbak? Kenapa tadi? Yang nabrak siapa?
(Alhamdulillah ada orang juga akhirnya…)
Diem..... geleng2....
Akhirnya ngomong sesuatu…
Berdiri..... dibantu nuntun motor ke tempat teduh
>(Ibu2) wonten nopo wau mbak? Sing sakit pundi?Lha kuwi lecet2…..
-------- masuk kerumah, keluar lagi bawa obat merah---------------------
(ibu2)sini tak kasih obat mbak…..
Pasrah sambil nyengir2 nahan perih
(ibu2)lha untung kok ga ada bus..... (karakteristik orang jawa punya prinsip ‘untung kok’)
Tapi ya memang untung....
Alhamdulillah.....
+ 10 menit kemudian...
Pulang.....
Nahan perih.....
Selanjutnya 3 hari kedepan stay at hum tanpa bisa kemana2....
Nonton tv, baca buku, smsan.....
Alone,
Bosen? banget....!(baru 4 hari tapi rasanya kayak sebulan)
Tapi mungkin emang udah waktunya istirahat....
Jadi inget doa waktu subuh ketika itu
Rabb, beri hamba kekuatan...
Ternyata bukan hanya kekuatan yang aku butuhkan tapi juga istirahat
Istirahat yang benar2 istirahat
Ngaso LuL....!
MIMPI
Labels: gurat-gores
Seolah gelap melenyapkan segala impian yang seharusnya ada kala petang menjelang
Kehabisan mimpi...
Pengembara itu seperti kehabisan mimpi yang tak kunjung datang
Ia melangkah tanpa arah ataupun tujuan
Bersama angin dan debu yang menjadi satu
Setapak lalu terhenti…
Ia tak tahu seberapa jauhkah lagi perjalanannya
Ia merasa terombang-ambing di lautan kebingungannya...
Padahal disana ketika malam tiba...
Sang Penguasa menciptakan bintang untuk ia baca
Tuk menuntun langkahnya…
Tapi pengembara itu terus saja melangkah tanpa arah…
Siang berganti malam...
Malam berganti siang...
Berpuluh-puluh bahkan hampir beratus bintang tak ia hiraukan...
Ia hanya sibuk meneliti jalan di bawahnya menghindari kerikil-kerikil kecil yang mungkin bisa melukainya
Hingga di ujung malam
Masih tanpa mimpi
Ia melihat ke langit yang tak pernah ia sapa
Betapa takjubnya ia melihat bentangan layar hitam dengan ratusan bahkan ribuan benda berkilau
Ia baru menyadari bahwa ia tak sendiri...
Ada yang bersamanya di atas sana...
Bukan... bukan hanya di atas sana
Di sampingnya, di depannya di belakangnya...
Dimanapun ia menghadapkan wajahnya...
Bahkan ketika ia memejamkan matanya...
Ia ternyata tetap ada, di sana.. di hatinya....
Tiba-tiba ia merasa malu...
Malu pada bintang, rembulan, lautan, gunung, matahari...
Lebih malu lagi ia pada Maha Pencipta
Malu karena ia telah membiarkan langkah-langkahnya hampa...
Malu atas ketidakpeduliannya...
Dan ketika cahaya rembulan berganti sejuknya pagi
Ia tahu kemana ia akan melangkah
Ia yakin...
Kini ia punya mimpi
Dengan kaki, dengan hati...
Di gores pada 4 Agustus 2008